Sabtu, 11 Juni 2011

tirai hati

hujan yang sedari sore tadi menguyur Jakarta, kini menyisakan rintik-rintik lembut dan sejumput udara segar.Ku percepat langkahku meninggalkan shelter Gelora Bung Karno, membaur bersama serombangan orang-orang yang mulai memenuhi jalur ini. suasana yang sama, setiap sore, orang-orang meninggalkan kantor mereka di gedung-gedung indah sepanjang area bisnis ini, kembali ke gang-gang sempit dan pengap di pinggiran jakarta, jalanan mulai merayap, klokson mulai bersahutan. rintik hujan ini cukup membuat basah bajuku, aku lupa membawa payung tadi, terlalu terburu-buru, sore ini aku kan menghadiri acara bertema pendidikan dan sosial di pacific palace yang diselenggarkan salah satu kedutaan asing.

sesampainya di lobby mall mewah ini, phonecell ku berdering, kulirik layarnya, tante gina calling...
" bie, loe dimana sih?...udah jam berapa nih? belum juga muncul !
"udah di lobby tant...ini juga basah kuyup..aku perlu ke toilet betar ya.." jawabku dengan enggan.
tante gina adalah staff kedutaan yang mengurusi acara ini. cerewet...dikit centil...tapi dia care sama aku.
sebenernya sore ini aku kurang semangat buat kerja, tapi harus profesional ...kontrak ini yang membiayai hidupku...
lama ku tatap kosong diriku dicermin di toilet ini. tersadar tante gina udah mulai nyerocos di speaker phonecell ku.
" hai tant..." sapaku ketika bertemu di pintu atamerica.
" kebiasaan deh, telat mulu...jangan bilang jalanan macet, tiap hari juga jakarta macet. nih skrip editannya, lo pelajari ya 5 menit lagi acara mulai"
aku mulai membaca note kecil itu, beberapa profil tamu yang akan menjadi pembicara yang akan kuajak ngobrol selama 1 jam kedepan. ku tarik nafas dalam dalam dan ku hembuskan seraya kupasang wajah senyum terbaikku.
musik lembut mengiringi langkahku ke panggung kecil di ruang ini, dan aku mulai bekerja....

" bie, sebenernya lo tuh bagus, kerja lo ok, cuma dateng mepet waktu itu yang bikin gw sebel" tante gina mulai mengevaluasi kerja ku tadi. " setiap acara yang lo bawain pasti rame..." pujian ini tiap bulan selalu terdengar dari mulutnya, biasa setelah menjatuhkan dia akan mengangkat. huh...
sudah setahun ini aku selalu kerja bareng tante gina, sebagai presenter pada acara-acara publik yang diselengarakan salah satu kedutaan asing di jakarta. dan aku mulai bosan.

"tant..aku pamit dulu ya" aku menyudahi obrolan dengan tante gina.
"mau kemana sih? buru-buru amat?" tante gina langsung pasang tampang juteknya.
" trus lo tinggalin gw sendiri? laki gw kan belum jemput !, kopi lo juga belum abis, abisin dulu ! mahal tau! "
iya sih, secangkir kopi ini sama harganya dengan sepiring nasi penuh lauk yang biasa aku santap di warteg diujung gang kontrakanku.
"aku mau jalan-jalan dulu, bolak-balik ke mall ini, tapi belum pernah sekalipun aku lihat-lihat isinya, datang langsung ke elevator berhenti di lantai 3, selesai turun lagi ke lobby dan keluar" aku mulai mencari alasan buat cabut dari hadapannya. alasan sebenernya sih aku ga enak sama oom topik, yang akhir-akhir ini mulai "aneh" kalo melihat kami berdua, cemburu mungkin? wajar aja oom topik cemburu, tante gina kadang-kadang kelewatan, suka manja dan gelendotan di lengan ku. sebenernya aku mulai risih dengan keadaan ini, malu juga dilihat orang, orang pasti nilai " tuh tante jalan ama brondongnya, hehehe"
" dah ... tant.." aku beranjak bangkit dari kursi ku dan kuraih tas punggungku.
"ok, hati-hati ya bie, oh iya...honor lo dah gw transfer "
" thanks  tant..." jawab ku singkat , dan langsung ngeloyor.

kotak kecil melesat ke lantai dasar dan pintu lift terbuka dihadapanku, langsung ku langkahkan kaki menuju pintu keluar, aku memang ga pernah berselera menjelajahi pusat perbelanjaan. dan ga pernah bisa menikmati suasananya. 

brak !!  ....

" aduh ! liat-liat dong kalo jalan ! pake mata ! " tiba-tiba aku menabrak seseorang dan wanita ini tepat di depan mataku , mulai ngomel-ngomel, khas perilaku kebanyakan orang di kota ini.
" maaf ...maaf...mbak..saya ga sengaja" ku meminta maaf sembari membantunya merapikan kantong belanja yang berserakan.

wajah itu.... aku kenal...dan tak akan mungkin lupa.

"obie...? " wanita dihadapanku mulai bertanya dengan ekspresi ragu, dan seolah mengumpulkan semua  memorinya.
" kamu obie kan? " wajah juteknya kini mulai mencair tergantikan senyum manis.
" icha ? apa kabar ?" sapa ku hangat, seraya kusodorkan tanganku tanda berjabat tangan.dan tangan halus dengan jemari lentik itu menerima.

ingatanku melesat ke beberapa tahun yang lalu, ditempat ini, bukan gedung ini, karena waktu itu gedung ini belum berdiri . hanya sebuah lahan kosong yang tertata rapi, diantara gedung-gedung yang berdiri angkuh di kawasan SCBD ini.

sebuah kisah yang tersembunyi dan paling berkesan alam hidupku kini terpapang lebar, proyektor di otak ku mulai memutar slide-slide masa lalu, bagaikan rangkaian gambar hidup di studio XXI.
masa yang singkat , tapi tetap melekat di hati hingga kini.


"bie...sepertinya kita salah..."
sore itu selepas jam kantor , seperti biasa kita bertemu disini, ditengah antara gedung bursa efek tempatmu bekerja dan gedung artha graha dimana sepanjang hari kuhabiskan waktu dan energi ku di sana.tapi sore itu sungguh berbeda.

" maaf bie,..aku tau kamu sayang dan mencintai aku..."
"ini salah...dan kamu tau...ada dp di hidupku",  icha, berkata dengan hati-hati.

seperti biasa , dihadapan mu aku ga pernah bisa bicara, hanya hati yang bicara, ku tatap wajah itu lekat-lekat.
"aku tau...dan aku tau kamu juga mencintaiku..." hanya itu yang bisa aku ucapkan.

"maaf bie...aku harus pergi.., aku ajukan resign hari ini."
"aku harus membuat ibu bangga bie.., ibu segalanya buat aku...maaf..."
ku mulai dengar suara itu bergetar, ku rasakan kamu melawan hatimu, mengungkapkan sesuatu yang berat. ku hanya terpaku.
"dp melamarku besok, dan kami akan menikah, " air mata itu mulai menetes.
" kenapa kita ga bisa pertahankan ini?" aku mulai perlawanan.
" ibu segalanya bagiku, ku lakukan ini semua untuk ibu, aku mohon bie..."
"ibu mu tak pernah suka padaku kan? " , perlawanan ku ini mulai menyakitkan.dan icha hanya terdiam, hanya air mata yang bicara.
....

"bie..."
suara lembut itu membawa ku kembali ke masa kini.
" oh...sorry..." aku berusaha menyembunyikan lamunanku.dan ku tata senyum terbaik di wajahku.
" kamu sudah menikah?" icha bertanya dengan penuh hati-hati.
aku hanya menjawab dengan gelengan kepala dan senyuman.

serasa waktu berhenti berputar dan hanya hati yang bicara, mengungkapkan banyak perasaan.

" maaf..aku harus pergi, dp sudah menunggu di entrace ", icha memecah keheningan diantara kami.
lagi lagi aku hanya mengangguk dan tersenyum.

kutatap dia melangkah menjauh dan tertutup pintu kaca, sebuah mobil mewah mendekatinya, kulihat dengan jelas wajah itu menoleh ke dalam gedung dan tersenyum , seolah dia tau aku menanti senyuman itu.lalu hilang...terhalang kaca gelap mobil mewah itu.

"ibu mu benar ....jika kamu tetap dengan aku, kamu ga akan pernah bisa belanja di mall ini dan ga ada mobil mewah yang mengantarkan kamu." bisikan bathin ini, menyadarkan.

kupercepat langkah ku kembali ke shelter bus, kembali ke kehidupanku.

aku hancurkan egoku disini, aku melepaskan kamu untuk kamu bahagia, itu janji ku di sini .di tempat ini, beberapa tahun lalu.

1 komentar: