Cara pencapaian lokasi:
Jakarta - Serang (1 1/2 jam via jalan Tol), Serang - Pandeglang - Labuan (1 1/2 jam) , Sumur - Pulau Peucang (1 jam dengan kapal motor nelayan)
Izin untuk masuk ke Taman Nasional ini dapat diperoleh di Kantor Pusat Taman Nasional di Kota Labuan atau Tamanjaya. Penginapan dapat diperoleh di Pulau Handeuleum dan Peucang.
ini sepotong cerita ku di UjungKulon
23 Desember 2011
jam 22.00 di area parkir Stasiun Gambir
inilah awal perjalanan menuju Taman Nasional UjungKulon, bersama 24 orang yang tergabung dan merasa sebagai "backpacker", merasa? ya... karena tidak semuanya bisa menjalankan kegiatan perjalanan wisata ini "ala ransel". apa perasaan ku aja, tapi... begitulah yang aku rasakan.
4 jam sebelum di Gambir
hujan deras mengguyur Cibinong, dan akhirnya sedikit terhenti, ada satu tugas yang harus dilakukan, Ambil Tenda ! di citeureup, 3 km dari tempat tinggal ku.Basah kuyup dan sedikit kedinginan, bergegas berganti pakaian, dan sholat. bergegas aku dan widi menuju tempat ois dan teri yang telah menunggu, biar cepet, potong jalan aja, tembok tinggi pembatas komplek perumahan bukan halangan, hahaha...petualangan di mulai, gelap dan licinnya jalan akhirnya terlalui.
3 jam sebelum di Gambir.
hujan deras tadi menyisakan antrian kendaraan sepanjang jalan masuk toll citeureup. jalanan terendam. harus bersabar lagi, padahal janji ketemu temen-temen di Gambir jam 21.00 ini sih pasti ga sampe deh. setelah urusan tenda dll masuk mobil, langsung menuju pintu toll. cari taksi yang mau nganter ke Gambir, negosiasi dengan supir taksi beres, eh...dah tau terlambat, pake isi bbm dulu. ckckc....sabar lagi....
akhirnya sampe juga di Stasiun Gambir. aje...gilee....nih temen-temen pade cuex bebek gitu? dah tau gw bawa-bawaan gembolan nenek-nenek gini? hem ! ya udah lah, backpacker ga boleh cengeng. angkut ndiri juga masih sanggup !.dan harus masih menunggu lagi? 1 temen belum muncul. kirain kami yang datang terakhir, ternyata ada juga yang terlambat. ya sudah sambil ngaso, nunggu lagi dengan sabar.
23.00 tinggalkan hiruk pikuk kota menuju ketenangan hutan tropis
24 desember 2011
desa sumur, kab. pandeglang. Banten jam 06.00
ini adalah pintu masuk ke kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, sebenarnya pintu resmi terdapat di desa Taman Jaya, disana terdapat Kantor Balai Konservasi TNUK dan segala perizinan masuk kawasan konservasi telah di urus "kang Eep" termasuk transportasi laut menuju dan selama di pulau peucang. Makan pagi dulu di desa ini, sebelum berlayar. nasi uduknya ga karuan, hahaha....
pantai desa sumur, jam 08.00
dari sini kita akan diantar dengan perahu kecil/sampan menuju laut, karena perahu motor nelayan yang agak besar tidak bisa berlabuh dipantai dan tidak ada dermaga di pantai ini. Perjalanan kurang lebih 1 jam dengan kapal motor nelayan menuju pulau peucang. senang deh, sesuai firasat ku sebelumnya, bahwa hari ini cuaca bersahabat, laut tampak tenang dan matahari dengan gagah nya mulai membakar kulit ku. biasanya aku sangat takut dengan laut, tapi perasaan kali ini berbeda, lebih tenang dan menikmati laut. sudah 1 minggu sebelum perjalanan ini firasat ku mengatakan ini akan aman dan cerah, sementara hampir semua orang bilang sangat beresiko berlayar dengan kapal kecil di bulan desember.
Pulau Peucang, Taman Nasional UjungKulon.jam 10
berlabuh di dermaga pulau peucang disambut ikan-ikan kecil yang berenang bergerombol di bawah dermaga,dan ketika meginjakkan kaki di pasir pantai yang lembut, kita akan disambut rusa-rusa dan babi hutan yang jinak yang telah beradaptasi bersama manusia. di Pulau Peucang, terdapat penginapan yang dikelola koperasi Perhutani dan kementrian kehutanan, ada beberapa rumah panggung yang disewakan mulai dari Rp.150 sampai Rp.400 per kamar per malam.(sosialisasi penyederhanaan penyebutan nilai rupiah, hehhee...)
rencana awal, kami akan mendirikan tenda di kawasan cibom, 15 menit berlayar dari Pulau Peucang. karena info yang didapat bahwa penginapan di Pulau Peucang sedang dalam tahap renovasi. setelah sampai di P.Peucang dan melihat ada rumah panggung yang dapat digunakan, mulai goyah keyakinan untuk bertenda, dan memilih kenyamanan laksana di kota.dan ini adalah penyebab utama bengkaknya biaya perjalanan kali ini. sejujurnya KECEWA, yang seharusnya dapat menekan biaya atau setidaknya sama dengan teman-teman yang pernah ke ujungkulon beberapa bulan lalu. ini malah semakin mahal. dimana jiwa backpacker nya? ckckckc...ini yang ku bilang ternyata tidak semua bisa menjalankan prinsip utama bepergian wisata ala ransel. rasa kecewa belumlah sirna, dan bertambah ketika tau bahwa ada seharusnya beberapa makanan yang menjadi pengeluaran pribadi dimasukan dalam biaya bersama. bagi kita, yang telah siap sedia jelas ini sangat mengecewakan. tapi ini ga boleh merusak liburan ku , sudah bayar mahal, maka ku nikmati liburan ini,
Karang Copong, jam 13.00
menyusuri hutan di kawasan Pulau Peucang, terasa mengasyikan, sepanjang perjalanan kita akan berjumpa dengan hewan-hewan; rusa, babi hutan, merak, dan kicauan burung-burung. serta pohon-pohon khas hutan hujan tropis pantai yang berusia tua dan menjulang tinggi.
di sisi barat pulau peucang, akan dijumpai karakteristik pantai yang berbeda yakni pantai dengan karang-karang yang besar, sangat cocok untuk menikmati matahari terbenam disisi ini, namun sayang, perencanaan waktu kunjungan yang sangat tidak tepat, jadi...ya nikmati saja panasnya matahari yang diselingi hembusan angin laut.
Padang penggembalaan Cidaon, jam 16.00
menyeberang menggunakan perahu motor sekitar 15 menit dari pulau peucang, menuju ujung barat pulau jawa, kita akan mendapati sebuah padang rumput yang dijadikan padang penggembalaan bagi hewan-hewan herbivora di ujung barat pulau jawa ini; banteng adalah salah satu hewan yang terlihat sedang merumput, dengan sedikit melewati hutan rawa kita akan menjumpai padang rumput ini, menara pandang tersedia disini sebagai tempat pengamatan hewan, di padang ini jika musim kawin akan banyak terlihat hewan-hewan berkumpul. banteng, rusa dan merak.
bulan desember, sebenernya bukan masa kunjungan terbaik, kunjungan terbaik pada musim panas, april-september. dimana kita akan mendapatkan seluruh sajian alam yang memukau, di bulan-bulan musim hujan, matahari akan sangat sulit untuk dinikmati, serta gelombang laut yang besar.
25 desember 2011
Tanjung Layar, coast guard jam 09.00
berjarak 30 menit berlayar dari pulau peucang menuju arah barat,kita akan sampai di tanjung layar, sebuah tanjung di ujung barat pulau jawa dan sebagai tempat berdirinya mercusuar/lighthouse, sarana rambu pelayaran bagi kapal - kapal di Samudera Hindia. Bentukan pantai berkarang terjal dengan deburan ombak yang memecah karang pelindung menghasilkan suara yang menakjubkan.
Keindahan Bawah Laut, Pulau Peucang dan Lepas Pantai UjungKulon, jam 14.00
lakukan kegiatan snorkeling di sekitar pantai timur pulau peucang, dengan arus laut yang lebih tenang dan terumbu karang yang mulai tumbuh, dengan ikan-ikan kecil beraneka ragam yang berenang bergerombol nampak semakin indah.
26 desember 2011
Pulau Handeuleum
Pulau Handeuleum, Cigenter, Cihandeuleum. Pengamatan satwa (banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak badak Jawa dan berbagai macam jenis burung), menyelusuri sungai di ekosistem hutan mangrove. dengan menyelusuri sungai cigenter manggunakan kano, kita dapat menikmati ketenangan rawa-rawa dan hutan mangrove
laut sedikit tidak bersahabat, saat kami pulang menuju desa sumur di Pulau Jawa. Ombak yang besar mengombang-ambingkan perahu kami. was-was, cemas, ketakutan, mewarnai setiap wajah, dan sesekali pecah tawa mengendurkan ketegangan selepas melewati hempasan ombak yang tinggi. seru dan menegangkan, ini mungkin bonus dari sedikit petualangan di alam UjungKulon. Keterbatasan waktu yang ada sehingga tidak semua tempat di Taman Nasional UjungKulon dapat kita nikmati. Kawasan ini terlampau luas untuk dinikmati hanya beberapa hari.
berikut rincian biaya;
terima kasih kepada :
Ade Kurniawan, Anggi, Sarah, Vay, Rani, Uwe, Delima, Haty, Leo, Aldy, Ois, Tery, Widi, Ocip, Achyar, Yusuf, Andry, Risky, Rofiq, Anggrito, Astrid, Dayan dan Isnoe